Rabu, 1 November 2017

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RANTAU


Kuala Simpang – Aceh Tamiang
04 September 201729 September 2017

“PERENCANAAN PEMASANGAN LAMPU EMERGENCY PADA MENARA HOITS PT PERTAMINA EP FIELD RANTAU”

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Kurikulum Semester V Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Lhokseumawe

Disusun Oleh :
AGUS SALiM
NIM : 1420401002




PROGRAM STUDI D- III TEKNIK ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2017











LEMBAR PENGESAHAN
KERJA PRAKTEK LAPANGAN

Kuala Simpang – Aceh Tamiang
04 September 2017 29 September 2017

PERENCANAAN PEMASANGAN LAMPU EMERGENCY PADA MENARA HOITS PT PERTAMINA EP FIELD RANTAU

LAPORAN INI TELAH DIKETAHUI, DISETUJUI
DAN DISAHKAN OLEH :





 HASROL NUR
MENTOR



       MENGETAHUI,






Hasrol Nur
      Electrical & Instrument Supervisor           









Irwan Rizaldi Djaafar
RAM Assistant Manager
 




                                   







POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA
LEMBAR PENILAIAN KERJA PRAKTEK (KP)

NAMA                         : AGUS SALIM
NIM                              : 1420401002
JUDUL LAPORAN   : PERENCANAAN PEMASANGAN  LAMPU EMERGENCY PADA
                                         MENARA HOIST DI PT   PERTAMINA EP FIELD RANTAU

PENILAIAN PERUSAHAAN
1.      Keaktifan
a.       Inisiatif                                                                                    (0-100)                       
b.      Kerja Sama                                                                              (0-100)                       
c.       Disiplin                                                                                    (0-100)                       
 d.      Pengetahuan Dasar                                                              (0-100)________       
  e.        Komentar Lain                                                                       (0-100)                       
2.      Laporan Kerja Praktek
Nilai Rata-Rata                                                                                   (0-100)           
                                                       
Kuala Simpang, 02 Oktober 2017
Mengetahui



HASROL NUR
Mentor













DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN
DAFTAR NILAI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR.. iv
DAFTAR TABEL.. v

BAB I
PENDAHULUAN.. 1
1.1        Latar Belakang. 1
1.2        Tujuan Praktek Kerja Lapangan.. 2
1.3        Batasan Masalah.. 2
1.4        Tempat dan Waktu Pelaksanaan.. 3
1.5        Tata Tertib Kerja Praktek.. 3
1.6        Metode Pengumpulan Data. 3
1.7       Sistematika Penulisan.. 3

BAB II. 5
PROFIL PERUSAHAAN.. 5
2.1        Sejarah PT. PERTAMINA EP Asset 1 Rantau Field.. 5
2.2        Visi, Misi dan Tata Nilai PT. PERTAMINA EP.. 8
2.3        Lokasi Dan Daerah Operasi 9
2.4        Kegiatan Operasi 10
2.5        Eksplorasi 10
2.5.1   Eksploitas. 12
2.5.1   Produksi 13
2.6        Sarana Penunjang operasi produksi 13
2.6.1   Struktur Organisasi dan Formasi Pekerja. 14
2.6.2   Organisasi Pendukung. 14
2.7      Kebijakan QHSSE PT. PERTAMINA EP Asset 1 Rantau Field.. 16
  
BAB III. 17
KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK.. 17
4.1      Pumping. 17
4.1      Pompa Triplex. 17
4.1      Rig Pengeboran.. 17
4.1      Sistem Tenaga Listrik di PT PERTAMINA Ep.Field Rantau.. 19

BAB IV.. 22
LANDASAN TEORI. 22
4.1        Deskripsi Lampu Emergency.. 22
4.1.1   Jenis Jenis Lampu Emergency.. 22
4.1.3   Fungsi Umum Generator Set pada Area Industri 24

BAB V.. 25
PENUTUP.. 25
5.1        Kesimpulan.. 25
5.2        Saran.. 25
















ABSTRAK


Pada laporan ini penulis membahas tentang Perencanaan pengadaan Lampu Emergency pada menara Hoist Di PT Pertamina Field Rantau
Prinsip kerja rangkaian lampu emergency ini adalah mengubah tegangan DC menjadikan AC, rangkaian ini berfungsi pada saat aliran  listrik dari genset terputus. tegangan 12VDC yang di switchingkan secara cepat oleh IC LM308. Pada rangkaian terdapat 2 Buah batterey 12V. untuk input trafo menggunakan 12 VAC tetapi semakin kecil nilai tegangan trafo tegangan AC yang dihasilkan semakin besar. dengan menggunakan trafo 10 A CT. Hasil dari rangkain ini dapat menyalakan 14 buah Lampu TL Dengan besar satuan 60W.
Beban = 60W x 14
Arus = W / V
Arus = 840/220V
Arus = 3,81 Amper 


.                                   Apabila Sumber dari genset kembali nyala (on), maka rectifier akan mengisi batterai dan lampu power listrik diperoleh dari genset.  














BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang relatif padat dan termasuk negara dengan penduduk yang besar di dunia. Dimana dalam pelaksanaan pembangunan disegala bidang dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup masyarakatnya, sangat membutuhkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.Sehingga jumlah penduduk yang besar tersebut dapat dijadikan sebagai aset yang menguntungkan bagi negara. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, diharapkan mahasiswa sebagai penduduk yang terpelajar dapat mengembangkan ilmu pengetahuannya. Namun ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah umumnya bersifat akademis dan teoritis sehingga diperlukan suatu kerja praktek kelapangan yang nantinya dapat menunjang dalam persaingan mencari pekerjaan khususnya di dunia perminyakan.
Kerja praktek ini merupakan mata kuliah prasyarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan Elektro Prodi Elektronika Industri Politeknik Negeri Lhokseumawe.Penulis memilih PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau Indonesia karena merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi minyak dan gas bumi. Fungsi Reliability Availability Maintenance (RAM) PT.Pertamina EP Asset 1 Field Rantau adalah salah satu bagian penting dari sistem manajemen di PT.Pertamina EP Asset 1 Field  Rantau,  Fungsi  Reliability Availability Maintenance (RAM)  memiliki  tugas  utama  yaitu  menjaga kehandalandan memelihara semua peralatan di dalam proses produksi minyak agar dapat berjalan secara maksimal. Peralatan-peralatan yang menjadi perhatian antara lain adalah peralatan-peralatan produksi, seperti Crude Oil Tank, Separator, Scrubber, dan Header manifold. Fungsi Pemeliharaan berperan di dalam tugas fungsi RAM melakukan pemeliharaan sehingga peralatan produksi yang ada diatas tanah  (Surface Facility) terjaga keandalannya, selalu tersedia dan dapat digunakan peralatan-peralatan produksi.



1.2   Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Pelaksanaan dari Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan untuk:
1.      Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal dan mengetahui secara langsung tentang instansi sebagai salah  satu  penerapan disiplin dan pengembangan karir. Ketika di lapangan melaksanakan praktek kerja, mahasiswa dapat menilai tentang 
pengembangan dari ilmu yang mereka miliki.
2.      Agar Praktek Kerja Lapangan menjadi media pengaplikasian dari teori yang diperoleh dari bangku kuliah ketempat kerja.
3.      Memperoleh wawasan tentang dunia kerja yang diperoleh di lapangan. Mahasiswa akan merasakan secara langsung perbedaan antara teori di kelas dengan yang ada di lapangan. Praktek Kerja Lapangan sangat membantu mahasiswa dalam meningkatkan pengaaman kerja sehingga dapat menjadi tenaga kerja professional nantinya.
4.      Lebih dapat memahami konsep konsep non akademis di dunia kerja. Praktek kerja lapangan akan memberikan pendidikan berupa etika kerja,disiplin,kerjakeras,profesionalitas dan lain-lain.

1.3  BatasanMasalah
Batasan masalah dan ruanglingkup dari dilaksanakannya Kerja Praktek ini adalah:
1.      Pengenalan terhadap dunia industri serta beberapa masalah yang terjadi di PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau terutama yang berkaitan dengan pemeliharaan (maintenance).
2.       Mempelajari sistem penerangan listrik pada Hoist FC III di PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau
3.      Gangguan yang terjadi pada penerangan Hoist FC III Rantau Field.






1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kerja Praktek ini dilaksanakan di Hoist FC III  PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau,Aceh Tamiang. Kerja Praktek ini dilaksanakan dari tanggal 1 Agustus 2017 sampai 31Agustus  2017
.
1.5  Tata Tertib Kerja Praktek
Tata tertib kerja praktek antara lain:
a)      Berada ditempat kerja pukul 07.00 – 16.00 WIB. Istirahat 1 jam daripukul 12.15 – 13.00 WIB.
b)      Berpakaian sesuai dengan standart keamanan kerja perusahaan, dengan menggunakan helm proyekdan sepatu.
c)      Memberitahukan pembimbing apabila hendak meninggalkan tempat praktek.
d)     Mengajukan suatu pertanyaan, apabila mendapatkan masalah dalam melaksanakan 
kerja praktek

1.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
a.       Mengumpulkan data melalu isumber buku-buku, baik yang tersedia di PT  Pertamina EP Field Rantau maupun buku-buku dari luar.
b.      Mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada pembimbing maupun karyawan yang ahli pada suatu bidang.

1.7 Sistematika Penulisan
 Sistematika penulisan pada laporan kerja praktek ini berisikan enam bab dengan uraian adalah sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, tujuan, batasan masalah, tempat dan waktu pelaksanaan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.


BAB II PROFIL PERUSAHAAN
  Bab ini berisi uraian mengenai sejarah, visi dan misi, lokasi kegiatan operasi, kegiatan operasi, dan juga struktur organisasi dan formasi pekerja.


BAB III HASIL PENGAMATAN KERJA LAPANGAN
Bab ini membahas mengenai proses hasil praktek kerja lapangan dan hasil pengamatan yang telah dipelajari selama praktekdi PT.PERTAMINA FIELD RANTAU


BAB IV TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori tugas khusus, informasi, serta penjelasan cara starting  overload
dan kontaktor motor induksi 3 phasa


BAB V  PENUTUP
Bab ini mengenai kesimpulan dan saran-saran










BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1.   Sejarah Singkat           
              Dalam perkembangan sejarah pertambangan dan industri perminyakan di bumi Nusantara, PT. PERTAMINA EP Asset 1 Rantau Field yang berkedudukan di Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, sekitar 142 km Barat Laut Kota Medan, 62 km dari Pangkalan Berandan dan 9 km dari Kuala Simpang (Ibu Kota Kabupaten Aceh Tamiang). Penemuan ladang minyak pertama di Indonesia di daerah konsesi perkebunan Telaga Said dari Sultan Langkat, yang disebut dengan Telaga Tunggal di Daerah Pangkalan Berandan, yang ditemukan oleh A. J. Zijlker pada Tahun 1928. Awal penemuan ladang minyak di Daerah Aceh Timur dilakukan oleh BPM, yaitu sebuah Perusahaan Belanda. Perusahaan itu melakukan pengeboran di Daerah Rantau pada sumur R-1 (Desember 1928), pengeboran ini dilakukan hingga kedalaman 340 m, dan pada Bulan Februari 1929 pengeboran selesai dilakukan dengan produksi minyak sebesar 856 BOPD.
              Keberhasilan pengeboran pada sumur R-1 kemudian dilanjutkan dengan pengeboran kedua pada sumur R-2 yang selesai dilakukan pada Bulan Mei 1929 dan menghasilkan minyak pada kedalaman 290 m sebanyak 105 m3/hari. Selanjutnya dilakukan pengeboran lagi pada sumur-sumur berikutnya, sehingga pada masa BPM telah dilakukan pengeboran sumur minyak sebanyak 173 sumur.
              Pada Tahun 1954, Pemerintah Indonesia menggabungkan lapangan-lapangan minyak yang ada di Sumatera Utara (Langkat) dan Aceh (Aceh Timur) di bawah satu perusahaan yang diberi nama Perusahaan Tambang Minyak Sumatera Utara. Selanjutnya pada Bulan Oktober 1957 menjadi PT. ETMSU yang berkedudukan di Pangkalan Berandan. Sedangkan lapangan-lapangan minyak yang ada di Daerah Aceh Timur ditempatkan di bawah pengawasan Kepala Lapangan Eksplorasi dan Produksi Rantau. Pada Tanggal 10 Desember 1957, PT. ETSMU berubah nama menjadi Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Nasional.
              Pada Tahun 1960, melalui kerja sama dengan sebuah Perusahaan Swasta Jepang, North Sumatera Oil Development Company. Disepakati peminjaman kredit US$ 53 Juta dalam bentuk perlengkapan, mesin-mesin produksi, material, bantuan teknik, dengan jangka waktu pembayaran selama 10 tahun yang dibayar dengan minyak mentah. Dengan adanya bantuan kredit ini maka Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Nasional melakukan rehabilitas terhadap sarana dan prasarana produksi serta pengembangan struktur-struktur MIGAS yang baru. Melalui kerjasama dengan North Sumatera Oil Development Company tersebut, maka Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Nasional berkembang dengan pesat dan produksi minyak di Lapangan Rantau terus meningkat, sehingga pada Tahun 1971 produksi minyak mencapai 350.000 BOPD.
              Dengan adanya peningkatan produksi tersebut, maka pada Tahun 1972 Lapangan Rantau dapat melaksanakan pembangunan dan perluasan perumahan karyawan di Komplek Rantau, Tanjung Seumentok, Serang Jaya dan Pangkalan Susu serta pembangunan fasilitas penunjang lainnya. Seiring dengan meningkatnya produksi minyak, produksi gas juga mengalami peningkatan. Jika sebelumnya produksi gas langsung dibakar melalui flare, maka pada Tahun 1966 dimulai pembangunan Kilang LPG di Komplek Rantau, yang beroperasi tahun 1969 dengan kapasitas produksi sebesar 30.200 MMscfd LPG. Pada Tahun 1971, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 8 yang mengatur agar pengelolaan minyak dan gas bumi berada dibawah satu BUMN yang bernama PERTAMINA.
              Seiring dengan kegiatan EP MIGAS yang terus-menerus, kapasitas produksi MIGAS di PERTAMINA EP Rantau mulai mengalami penurunan akibat dari menurunnya produksi minyak pada sumur-sumur yang menyemburkan minyak secara alami. Untuk meningkatkan produksinya maka PERTAMINA EP Rantau mulain menggunakan teknik semburan buatan dengan cara memasukkan gas (injeksi gas) ke dalam sumur-sumur produksi, sehingga pada Tahun 1985 di bangun Stasiun Kompresor Tekanan Tinggi di Tanjung Seumentok untuk menaikkan tekanan gas injeksi. Penurunan produksi juga terjadi pada produksi gas, sehingga jumlah gas hanya mencukupi untuk injeksi sumur dan keperluan utilitas. Sehingga pada awal Tahun 1998, LPG Plant ditutup.
PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak
langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama. Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 140 ribu kilometer persegi merupakan limpahan dari sebagian besar wilayah kuasa pertambangan migas PT PERTAMINA (PERSERO). Pola pengelolaan  usaha WK seluas itu dilakukan dengan cara dioperasikan sendiri (own operation) dan kerja sama dalam bentuk kemitraan, yakni Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery (JOB-EOR) sebanyak tiga kontrak dan Technical Assistant Contract (TAC) sebanyak 33 kontrak. Jika dilihat dari rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.WK Pertamina EP terbagi ke dalam 5 Asset, yakni sebegai berikut :  
No
Asset 1
Asset 2
Asset 3
Asset 4
Asset 5
1
Rantau Field
Prabumulih field
Subang Field
Cepu Field
Sangatta Field
2
Pangkalan susu field
Pendopo field
Jatibarang Field
Poleng Field
Bunyu Field
3
Lirik field
Limau Field
Tambun field
Matindok field
Tanjung Field
4
Jambi field
Adera Field


Sangasanga Field
5
Ramba field



Tarakan Field
6




Papua Field
Tabel 2.1. Asset PT.Pertamina EP
Disamping pengelolaan WK tersebut, pola pengasahaan usaha yang lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek, antara lain:
·         Pondok makmur development project dijawa barat
·         Paku gajah development project disumatera selatan
·         Jawa gas development project dijawa tengah
·         Matindok gas development project di sulawesi tengah

2.2     Visi, Misi dan Tata Nilai PT. Pertamina EP Field Rantau Asset 1

2.2.1 Visi
Menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi kelas dunia

2.2.2 Misi
Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas penekanan pada aspek komersial dan operasi yang baik serta tumbuh dan berkembang bersama lingkungan hidup.

2.2.3 Tata Nilai
  • Clean               : Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak mentolerasi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas, berpedoman pada asas-asas tata kelola korporas yang baik.
  • Competitive    : Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
  • Confident        : Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional menjadi pelopor dalam reformasi BUMN dan membangun kebanggan bangsa.
  • Customer Focused : berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
  • Commercial            : Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
  • Capable           : Dikelola oleh pemimipin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.


2.3     Lokasi Dan Daerah Operasi
Field Rantau merupakan satu dari enam daerah Eksplorasi Produksi yang termasuk dalam kawasan Asset 1, bergerak dalam bidang eksplorasi produksi minyak bumi. PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau berkedudukan di Rantau Aceh Tamiang, sekitar 40 km sebelah timur kota Langsa yang merupakan perbatasan antara provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan Sumatera Utara. Wilayah kerja Pertamina EP Asset 1 Field Rantau terbagi atas Distrik I dan Distrik II:
1. Wilayah kerja distrik I meliputi Lapangan Rantau dan Tanjung Seumentok, dengan 5   Stasiun Pengumpul yakni SP I, SP IV, SP V, SP VII, SP VIII.
2. Wilayah distrik II yang terdiri dari Lapangan Serang Jaya, Kuala Simpang, Kuala Dalam, Sungai Buluh dan Prapen, dengan 5 Stasiun Pengumpul (SP) minyak yakni SP X, SP XII, SP XIII, SP XV, SP XVII.

Minyak dari distrik I dan II dipompakan ke Pusat Penampungan Produksi (PPP) di Rantau dan selanjutnya dipompakan ke Pangkalan Susu untuk dikapalkan
Gambar 2.1. : Peta Daerah Operasi
Berdasarkan luas operasi dan kondisi geografis yang ada serta pertimbangan efisiensi dalam pengoperasian, maka PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau membagi lokasi daerah operasi menjadi beberapa wilayah kerja :
  • Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terdiri  atas:
1. Kabupaten Aceh Tamiang yang meliputi
Ø  Rantau
Ø  Kuala Simpang  Barat
Ø  Kuala Simpang Timur (Kemitraan)
2. Kabupaten Aceh Timur  yang meliputi
Ø  Peureulak
Ø  East Aceh Offshore (TAC)
  • Provinsi Sumatera Utara yang terdiri atas :
1. Kabupaten Langkat yang meliputi
Ø  Serang Jaya
Ø  Prapen
Ø  Kuala Dalam
Ø  Sungai Buluh
Ø  Bukit Tiram
Ø  Pematang Pang
Ø  Kuala Simpang Timur (20%)
Semasa masih bernama PT Pertamina (Persero) daerah Operasi Hulu Nanggroe Aceh Darussalam Sumbagut memiliki luas areal sekitar 20.493,42 km2 mulai dari Aceh sampai Sumatera Utara. Namun setelah perubahan struktur organisasinya menjadi PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau luas arealnya 4390 km2 di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam khususnya Kabupaten Aceh Tamiang dan di Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Langkat. Offshore sekitar 76,93 km2 di blok East Aceh yang dikelola TAC Medco Moeco Langsa.

2.4     Kegiatan Operasi
Secara garis besar kegiatan operasi yang berlangsung di PT Pertamina EP Field Rantau , pengeboran, dan produksi sampai akhirnya menjadi minyak mentah yang disalurkan ke Pangkalan Susu untuk pengapalan.
 
2.4.1  Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau mencakup beberapa wilayah kerja yang tersebar di 2 propinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara dengan luas area keseluruhan adalah 4390 km2. PT Pertamina EP Field Rantau Asset 1 memiliki 146 sumur yang hidup dan diproduksikan yang terdiri dari 6 sumur gas dan 140 sumur minyak (data tanggal 12 Februari 2014). Di luar itu PT Pertamina EP Field Rantau Asset 1 memiliki sumur injeksi air 7 sumur untuk mendukung program Enhanced Oil Recovery.  Selain itu PT
Pertamina EP Field Rantau memiliki 850 sumur mati yang tidak dioperasikan dan berada dalam kondisi ditutup, mati, idle, abandon. Pekerjaan eksplorasi yang pertama mencakup penelitian geologi beserta pengeboran sumur dan penelitian seismic. Aktivitas eksplorasi memainkan peran penting untuk menjaga tingkat cadangan minyak dan gas serta mencegah penurunan produksi. Inovasi baru dan strategi yang cerdas dibutuhkan untuk meningkatkan keberhasilan eksplorasi.
Strategi Pertamina untuk keberhasilan eksplorasi adalah :
ü  Membuka peluang dan menciptakan lingkungan yang kreatif.
ü  Mengaplikasikan konsep-konsep baru.
ü  Mengaplikasikan teknologi maju.
ü  Berani mengambil risiko atas keputusan manajemen. 
Untuk mempertahankan tingkat keberhasilannya, PT Pertamina EP Field Rantau terus memanfaatkan teknologi canggih, serta menggunakan peralatan dan perlengkapan yang mutakhir di bidang eksplorasi. Hingga saat ini kegiatan operasi pencarian  ladang minyak baru sudah tidak lagi  gencar dilakukan dan lebih meningkatkan kegiatan pengoptimalan produksi minyak dari sumur-sumur produksi yang telah ada (Enhanced Oil Recovery). Masa eksplorasi merupakan suatu masa pencarian minyak mentah berdasarkan data yang sudah ada. Tahap eksplorasi dibagi atas dua metode, yaitu metode geologi (geological method) dan metode geofisika (geophysical method).
a.  Metode Geologi, terdiri atas :
1.      Areal Mapping.
2.      Field Geological Method.
3.      Surface Geolocial Method.
4.      Palaentological Method. 
b. Metode Geofisika, terdiri atas :
1.      Magnetic Method.
2.      Gravity Method.
3.       Seismic Method.
2.4.2 Eksploitasi
Meski potensinya masih sangat signifikan, sumber daya alam bukannya tidak terbatas. Oleh karena itu, Pertamina EP telah menjalankan dengan sungguh-sungguh dan berhati-hati upaya untuk meningkatkan produksi dan mengidentifikasi berbagai cara memaksimumkan produktivitas dari area operasi yang telah ada. PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau juga telah mengembangkan keahlian teknis dan pengalaman dalam eksploitasi seperti: pengeboran sisipan, kerja ulang, stimulasi, pembukaan kembali, reaktivasi sumur-sumur yang tidak produktif, perbaikan fasilitas, percepatan pengembangan lapangan dan injeksi air.
Klasifikasi proses pengambilan minyak (Oil Recovery) yaitu :
1. Primary Recovey
Pada produksi awal suatu reservoir, produksi minyak dan gas bumi terjadi dengan bantuan energi alamiah (natural Flow) yaitu produksi yang terjadi karena daya dorong tenaga alam dan atau dapat pula karena pengangkatan buatan (artificial lift) atau dengan bantuan pompa.

2. Secondary Recovery
Tekanan  reservoir  makin  lama  semakin  rendah.  Apabila  tekanan reservoir sudah tidak efektif lagi untuk mendorong fluida masuk ke dalam sumur produksi, maka saat itu sumur tersebut membutuhkan energi tambahan salah satunya dengan injeksi Air (Water Injection/ Water Flooding). 

3. Tertiary Recovery
Terkadang primary dan secondary Recovery tidak efektif lagi, padahal minyak masih cukup banyak tergantung di dalam reservoir dan tersimpan di celah celah batuan atau terikat pada batuan. Untuk melarutkan dan melepaskan hidrokarbon dari ikatannya dengan batuan maka digunakan zat kimia yang biasa digunakan antara lain polimer berat, surfactant, dan caustic. Setelah langkah ketiga ini, maka minyak yang tertinggal dalam reservoir sudah tidak ekonomis lagi untuk diproduksi sehingga sumur harus ditutup (end of field/ abandonment).

2.4.3.Produksi
Metode pengambilan minyak/metode lifting yang digunakan di Pertamina EP Field Rantau ada 4 jenis yakni secara natural flow, metode injeksi gas lift, sucker rod pump, dan menggunakan ESP. Untuk meningkatkan dan mempertahankan laju produksi maka dilakukan program penyuntikan air (Water Flooding) di lapangan Rantau. Air yang digunakan untuk water flooding ini adalah air terproduksi hasil pemisahan minyak dan air di Pusat Penampung
Produksi (P3). Untuk itu air ini diproses terlebih dahulu di dalam WIP (Water Injection Plant) untuk menghilangkan senyawa-senyawa kimia. Kemudian diinjeksikan kembali ke dalam sumur injektor air. Untuk produksi gas hasil pemisahan minyak bumi pada separator disetiap SP masuk ke scrubber untuk dibersihkan dan kemudian dialirkan melalui jalur piping yang kemudian tergabung dengan jalur pipa gas SP lainnya masuk ke manifold HPCS (High Pressure Compressor System). Dari HPCS ini gas kemudian ditekan dan diinjeksikan kembali ke sumur-sumur injeksi gas.  Dari 106 (data laporan Distrik I dan Distrik II produksi tanggal 12 September 2017) yang ada di Field Rantau, jenis-jenis sumurnya antara lain :
  1. Sumur Gas Lift                                               =  9 sumur
  2. Sumur Sembur Alam                                       =  5 sumur
  3. Electrical Submersible Pump (ESP)                =  16 sumur
  4. Sucker Rod Pump  (SRP)                               =  59 sumur
  5. Hydraulic Pumping Unit                                 =  16 sumur
  6. Sumur Gas                                                      =  1 sumur

2.5     Sarana Penunjang Operasi Produksi
Sarana-sarana yang menunjang operasi PT Pertamina EP Field 1 Rantau antara lain :
  • Kompleks Stasiun Pengumpul 10 buah dengan kapasitas 7.177,60 barrel.
  • Kapasitas Pusat Penampungan Produksi (P3) dengan kapasitas 76.775 barrel.
§  Beberapa jalur pipa saluran masing-masing berdiameter 3 inchi, 4 inchi, 6 inchi, 8 inchi, piping minyak maupun jalur aliran gas.
§  Pompa sentrifugal minyak di masing-masing Stasiun Pengumpul (SP) maupun di P3 yang berfungsi sebagai pompa transfer minyak.
§  Pumping Unit yang berada di sumur-sumur yang proses lifting minyaknya dengan memakai metode sucker rod pump.
§  Reciprocating Compressor yang berada di tiap-tiap Stasiun Pengumpul (SP) yang berfungsi mengalirkan gas ke HCPS.
§  Reciprocating Compressor yang berada di HCPS yang berfungsi untuk mengkompresikan gas untuk diinjeksikan sumur minyak yang menggunakan metode  gas lifting Separator di masing-masing SP yang berfungsi sebagai pemisah antara liquid dengan gas.
§  Scrubber di masing-masing SP yang berfungsi untuk memisahkan gas dari cairan (pengeringan gas) sebelum masuk ke kompresor.
§  Tanki penampung minyak di SP dan P3.
§  WIP (Water Injection Plant) yaitu plant untuk memproses air hasil terproduksi sebelum diinjeksikan ke dalam sumur injektor air.

2.6     Struktur Organisasi dan Formasi Pekerja
PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau Asset 1 memiliki struktur keorganisasian dimana Field Manager Rantau berada dibawah struktur keorganisasian dari General Manager Asset 1. PT.Pertamina EP Rantau pada dasarnya memiliki 2 struktur organisasi untuk menjalankan kegiatannya, yaitu organisasi utama dan organisasi pendukung.
  
2.6.2.  Organisasi Pendukung
Organisasi pendukung merupakan organisasi yang bertugas mendukung segala kegiatan operasi di lapangan tetapi memiliki tanggung jawab langsung ke masing-masing Manager dari setiap bagiannya di Region Sumatra.

a.  HR ( Human Resources )
Bagian SDM bertugas mengurus berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya manusia seperti OJT, pelatihanpelatihan, dll. Bagian ini memiliki tanggung jawab langsung kepada Manager SDM di Region Sumatra.
b.  Bagian Finance
Bagian keuangan bertugas mengurus segala kegiatan yang berhubungan dengan aliran uang. Bagian keuangan memiliki tanggung jawab langsung ke Manager Finance di Region Sumatra.
 

c.  Supply Chain & General Service
Bagian SC & GS mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan pengadaan barang-barang yang dibutuhkan dalam berbagai macam proses seperti proses pengadaan sumur, proses pengadaan suku cadang rotating tools, dll. Bagian SC & GS bertanggung jawab langsung kepada Manager SC & GS di Region Sumatra.Kemudian di bawah Field Manager Rantau ada posisi Asistant Manager untuk masing- masing divisi yang ada di PT Pertamina EP Field Rantau Asset 1. Secara skematis bagan diagramnya sebagai berikut :

GM ASSET 1
                                                          


FM RANTAU

 


                                                                                                                                                                               

SECRETARY
 

                                                                     

ICT ASISTANT MANAGER


SCM ASISTANT MANAGER


RECAL & RELATION ASISTANT MANAGER



PRODUCTION OPERATION ASISTANT MANAGER




HSSE  ASISTANT MANAGER



RAM ASISTANT MANAGER




FINANCE  ASISTANT MANAGER



HR ASSISTANT MANAGER

WORKOVER/WELL SERVICE
ASSISTANT MANAGER




PETROLEUM ENGGINERING ASISTANT MANAGER




OPERATION PLANING ASSISTANT MANAGER
 








Gambar 2.2. : Struktur Organisasi Dan Formasi Kerja



2.6.3     Kebijakan QHSSE PT. PERTAMINA EP Asset 1 Rantau Field



Gambar 2. 3 Kebijakan QHSSE (PT. PERTAMINA EP Asset 1 Rantau Field : 16
 


BAB III
HASIL PENGAMATAN KERJA LAPANGAN

3.1 Pumping
Pengangkatan Crude oil (minyak mentah) dari dalam sumur ke atas permukaan dapat dilakukan dengan cara yaitu natural flow dan artificial lift. Dalam pengertiannya, Natural flow merupakan proses pengangkatan minyak bumi tanpa adanya tenaga bantuan atau dengan kata lain terangkat secara alami ke atas permukaan, hal ini disebabkan karena tekanan resorvoir yang besar dari dalam sumur. Sedangkan metode artificial lift merupakan pengangkatan yang dilakukan dengan bantuan peralatan sebagai sumber tenaga, hal ini disebabkan karena rendahnya tekanan resorvoir dari dalam sumur sehingga tidak mampu untuk mengangkat minyak bumi secara alami.

Gambar 3.1: Pompa angguk pada sumur minyak
3.2  Pompa Triplex
Pompa triplex digunakan untuk memompakan minyak dari storage tank  menuju trucking. Terdapat dua pompa triplex, yaitu pompa produksi dan pompa  emergency.

3.3  Rig Pengeboran
Adalah suatu instalasi peralatan untuk melakukan pengeboran kedalm reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak atau gas bumi. Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi sikap geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.
Fungsi Drilling Rig adalah untuk melakukan pembuatan sumur baru,memperdalam sumur lama, sertauntuk membuat percabngan sumur
1.Hoisting System
Sistem Pengangkat (Hoisting System)  adalah salah satudari antara komponen-komponen utama dari rig yang berfungsi untuk membantu sistem alat-alat pemutar  di dalam mengebor sumur dengan menyediakan alat-alat yang sesuai serta ruang kerja yang dibutuhkan  untuk mengangkat dan menurunkan drill sting,Sistem pengangkat terdiri dari 2 subbagian  utama, yaitu :
Rangka pendukung (Supporting Structure)
a.    Substructure adalah kontruksi baja yang besar yang dibangun untuk menjadi dasar dan menunjang menara bor yang tingginya ditentukan oleh kebutuhan pencegah semburan liar.
b.    Menara Pengeboran (Derrick/Mast) Fungsi dari menara bor adalah untuk menyediakan ruang untuk mengangkat atau memasukkan rangkaian pipa bor  
 















Gambar 3.2 : Menara Rig Pengeboran Jenis Rig Darat


3.4  Sistem tenaga listrik di PT Pertamina Ep. Field Rantau
Sistem tenaga listrik pada power plant di PT.Pertamina Ep Feild Rantau terdapat lima engine generator yang berfungsi untuk membangkitkan tenagalistrik. Output dari generator akan di tranmisikan ke setiap loop, pada setiap loop tegangan yang di transmisikan 6,3 kv yang di salurkan mengunakan kabel bawah tanah. Jumlah loop terdiri lima sebagai berikut:
·         Loop 1
·         Loop 2
·         Loop 3
Pada setiap stasiun pengumpul dan jalan akan di turunkan teganagan oleh tranformator yang berkapasitas 200kvA dan pada setiap jalan tranformator berkapasitas 500kvA. Pada power palnt terdapat panel loop tersebut.
Di dalam Panel loop terdapat proteksi pengaman yang di sebut load sheeding. Load sheeding adalah teknik pengontrolan pemutus atau pelepasan beban berdasarkan prioritas apabila terjadi gangguan.Load sheeding berfungsi mendeteksi gangguan bila Arus yang di butuhkan konsumen meningkat, otomatis frekuensi akan turun, maka komponen pada load sheeding akan bekerja dan membuang beban agar generator tidak padam.
Single line diagram distribusi tenaga listrik di PT.PERTAMIANA EP FEILD RANTAU













 























Gambar 3.3 : Single line diagram tenaga listrik
PT.PERTAMIANA EP FEILD RANTAU






Minggu
Tanggal
Kegiatan




1
4-7September 2017



Ø  Pengurusan Administrasi PKL
Ø  Pembekalan singkat mengenai proses hasil produksi MIGAS
Ø  Perkenalan dengan pembingbing
Ø  Berkunjung ke WTIP
8 September 2017
Ø  Peninjauan SPH
Ø  Peninjauan SP-1
8 September 2017
Ø  Pendataan bebab-beban listrik di SP-1
11 September 2017
Ø  Menginput data laporan






2
12-13 September 2017
Ø  Perhitungan Jarak kabel sirene
Ø  Pembuatan gambar rangkaian melalui visio
14 September 2017
Ø  Pelaporan hasil perhitungan Jarak kabel sirene  dan gambar rangkaian.
20 September 2017
Ø  Maintenance baterai di WTIP
21 September 2017
Ø  Libur Tanggal merah
22 September 2017
Ø  Diskusi Judul Laporan
3
25-26 September 2017
Ø  Pengerjaan Laporan BAB I

27-28 September 2017
Ø  Pengerjaan Laporan BAB II

29 September 2017
Ø   

Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Selama Kerja Praktek








BAB IV
LANDASAN TEORI

4.1   Deskripsi Lampu Emergency
Lampu emergency merupakan suatu alat penerangan untuk mengantisipasi pada saat PLN mati. Lampu bisa disebut juga lampu darurat yang berfungsi apabila tidak ada sumber AC yang masuk dan mengalir ke rangkaian sehingga pengganti sumber AC dari rangkaian ini adalah batrai cas ( batrai yang dapat di isi kembali dicas). Rangkaian power suplly disini berfungsi sebagai pengisi daya bagi si batrei agar apabila dia dalam keadaan kosong maka power suplly akan me-recharging batrei agar kembali penuh, yang nantinya akan dijadikan sumber bagi silampu pada saat mati lampu.Pada rangkaian mengapa saat mati lampu batrei otomatis menjadi sumber  bagi lampu. Ini bergantung kepada transistor LM308 yang fungsinya sebagai sakelar otomatis, pada saat diberi sumber power supply maka transistor ini akan terbuka, dan pada sedang tidak ada sumber, maka dia akan tertutup, nah maka dari itu mengapa pada saat tidak diberi sumber lampu menyala, itu karena transistor sedang dalam keadaan tertutup, dan pada saat diberi sumber transistor akan terbuka dan lampu tidak akan menyala, prinsip kerja transistor ini mirip seperti saklar,namun pada transistor ini secara otomatis bekerja, dan lampu pun pada saat ituakan menerima sumber dari batere, dan dia pun akan terus menghisap arus yangada di batere sampai batere habis, dan ketika batere habis, power supply lah yangakan berperan untuk kembali mengisi daya batterey








Gambar 4.1: Rangkaian lampu emergency


Lampu TL
60 W

AC 220V

 


Rangkaian
Emergency




Gambar 4.2 : Blok Diagram Lampu Emergency


Batterey
12V









4.2   Komponen Yang Digunakan
1.      Kondensator
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidak seimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama MichaelFaraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata"kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia"condensatore", bahasa Perancis condensateur , Indonesia dan Jerman Kondensator  atau Spanyol Condensador.

2.      Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter) Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian  analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian  analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguatsinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.

3.      IC 555
IC ini merupakan  IC yang sering digunakan pada rangkaian elektronika.IC ini didesain dan diciptakan oleh Hand R. Camenzind pada tahun 1970 dan diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Signetics.
Fungsi IC 555 :
Ø  Timer
Ø   Pulse Generator
Cara kerjanya:
Ø  Bagian trigger, berfungsi untuk memberikan triger atau perintah ke IC555 sebagai tanda proses
Ø  Bagian THReshold, biasanya diberi kapasitor dan resistor variabel untuk kecepatan waktu On-Off agar dapat diatur sesuai keinginan.

4.3.     Fungsi Umum Lampu Emergency pada Area Industri


Lampu Emergency suatu energi yang mampu memperlancarkan segala kegiatan pada perindustrian agar operasional akan tetap berjalan walaupun terjadi pemutusan sumber energi AC dari PLN. Dan untuk memudahkan dalam pekerjaan diindustri.








BAB V
PENUTUP

5.1  KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil data ini merupakan bahwa telah merencanakan pembuatan sebuah alat yang Emergency Light ataupun Lampu darurat, yang akan di pasang pada Menara Hoist dan alat ini juga sangat bermanfaat dalam kehidupan kita, khususnya pada saat keadaan mati lampu, alat ini akan berfungsi secara otomatis tanpa harus dinyalakan secara manual, alat ini merupakan lampu cadangan disaat kita membutuhkannya. Dengan pembuatan alat ini kita bisa waspada pada saat Arus putus maka kita tidak perlu buru-buru untuk menyalakan Genset, karna emergency akan bekerja secara Otomatis




5.2   SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan :
1.      Untuk memudahkan perusahaan membutuhkan lampu darurat pada Menara, agar disaat daya  dari Genset mati maka lampu akan tetap menyala.
2.      Lampu Menara bisa juga digunakan dengan inverter tetapi kemungkinan tidak bisa bekerja Otomatis  



Tiada ulasan:

Catat Ulasan